(Penkostrad. Senin, 17 Juli 2017).  Bertempat di ruang rekreasi Indobatt-03 dilaksanakan penyuluhan kesehatan oleh Tim kesehatan Satgas Yonkomposit TNI Konga XXXV-C UNAMID dengan nara sumber Mayor Ckm dr. Adi Sumanta Sembiring, Sp.PD. kepada prajurit-prajurit Garuda Indobatt-03 selama dua hari, dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit kolera diwilayah Super Camp. Sudan, Afrika, Rabu. (12/07).

Menurut PBB, ada keprihatinan bahwa wabah tersebut akan meningkat dan menyebar selama musim penghujan ini juga akibat konflik, pengungsian dan akses yang tak memadai kebersihan dan air bersih. Tahun 2016 wabah kolera telah merenggut lebih dari 550 nyawa dan mengakibatkan lebih dari 42.000 kasus yang dilaporkan didaerah Afrika Selatan dan Afrika Timur, menurut kantor PBB bagi koordinasi urusan kemanusian (OCHA) lembaga di Afrika Timur tersebut.

Untuk mengantisipasi penyebaran bibit penyakit kolera tersebut maka dilaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan menurut Mayor Ckm dr. Adi Sumanta Sembiring, Sp.PD “Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi”. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovlemik dan asidosis metabolik dalam waktu relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak akurat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, penderita kolera membutuhkan infus cairan gula (dextrose) dan garam (normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (dextrose saline).

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik, bakteri vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan penanganan segera, dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal, pemberian infus/drip  bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah dan selanjutnya pengobatan terhadap infeksi yang terjadi yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti tetrasiklin, doxycycline atau vibramicyn pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

Komandan Satgas Yonkomposit TNI Konga XXXV-C UNAMID Letnan Kolonel Inf Syamsul Alam, S.E berpesan kepada prajurit-prajurit Garuda Indobatt-03 yang disampaikan Mayor Ckm dr. Adi Sumanta Sembiring, Sp.PD” Semua prajurit yang berada di daerah penugasan baik di Elgeniena, Masteri, Habilla dan Foro baranga wajib menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan air, sanitasi lingkungan  harus memenuhi standar lingkungan higienis, air yang bersih harus di masak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan, memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dengan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari makanan ikan yang dimasak setengah matang atau tidak layak dikomsumsi”

Hadir pada acara tersebut  Kapten Ckm Yossi dan tim kesehatan Satgas Yonkomposit TNI Konga XXXV-C UNAMID beberapa Perwira  serta prajurit-prajurit Garuda Indobatt-03.