(Penkostrad. Jumat, 26 Mei 2017). Menjaga keutuhan Negara Kesa­tu­an Republik Indonesia (NKRI) tidak cu­kup hanya dengan toleransi. So­lidaritas antar masyarakat dibutuhkan. Siapa pun berhak menjalankan perin­tah agamanya di Indonesia dan dilin­du­ngi oleh hukum.

Hal itu menjadi salah satu poin yang disampaikan Pangkostrad Let­jen TNI Edy Rahmayadi dalam pi­dato kebangsaannya yang disampai­kan pada peresmian Masjid Zubaidah dan Restoran JM Ba­riani House, Ja­lan Pemuda, Medan, Kamis (25/5).

Pangkostrad mengaku mengetahui masalah yang tengah dihadapi bangsa. Bangsa Indonesia perlu memiliki wawasan nusantara dan me­nyamakan sudut pandang dalam melihat negara Indonesia.

“Setelah bisa menyamakan cara pan­dang, kita perlu mengatur sistem manajemen nasional dan diperlukan pula kepemimpinan nasional. Kepe­mim­pinan terbaik yang diakui dunia saat ini adalah kepemimpinan Rasullah Mu­hammad SAW. Dengan sifat sidik, ama­nah, tabligh dan fatonah. Dan itu yang saat ini sedang kita adopsi,” ujar Pangkostrad.

Pangkostrad juga mengatakan Indonesia me­ru­pakan negara yang besar dengan me­­miliki 17.548 pulau, 1340 suku, 1100 bahasa daerah dan be­ragam budaya. Kehilangan satu dari sekian banyak hal tersebut, tidak bisa disebut Indonesia.

Lebih lanjut Pangkostrad menambahkan keberaga­man menjadikan Indonesia diakui du­nia sebagai negara yang memiliki to­leransi yang tinggi. Kebhinekaan men­jadi anak kandung dari rahim Re­publik Indonesia dan merupakan mo­dal sosial yang tidak dimiliki negara lain.

Acara tersebut dihadiri, Wali­kota Medan HT Dzulmi Eldin, Rektor USU Runtung Sitepu, tokoh masyara­kat Abdillah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), konsulat jenderal negara-ne­gara asing di Medan, Ketua Dewan Pem­bina JM Bariani House Club Drs H Razali Rohimun dan Ketua De­wan Kehormatan Drs H Abdul Wahab Da­limunthe dan Datuk H Zulkarnaen Bin Mustafa, Pimpinan Setia Usaha JM Bariani House Pusat Malaysia.