(Penkostrad. Rabu, 15 Januari 2020).  Melalui  pendekatan kepada masyarakat di desa Lukungwe dengan melaksanakan kegiatan Cimic dan patroli rutin baik itu berupa  Long Rang Patrol (LRP) maupun Long Range Mision (LRM) oleh personel Satuan Tugas (satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga)  XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de IOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO),  Selasa (14/01/2020)  kembali peroleh 1 pucuk senjata jenis AK-47 dan 1 buah magazen  di desa Lukungwe yang penyerahannya  secara resmi diterima Wakil Komandan Satgas Mayor Inf. Hadrianus Yossy Suherman Buanan didampingi perwira staf Satgas Indo RDB di Lapangan Sudirman, Soekarno Camp. Kalemie Propinsi Tanganyika Republik Demokratik Kongo.

Perolehan senjata diawali dengan adanya informasi terjadinya penyerangan di desa Kambilo yang berada di AoR Satgas Indo RDB. Dengan informasi tersebut Komandan Satgas memerintahkan kepada anggotanya yang berada di Kompi  Bravo HQ Kalemie untuk melaksanakan Long Range Patrol (LRP) dan Long Range Mission (LRM)   ke Kambilo dipimpin Kapten Inf Nuzul Andri S. untuk menjaga stabilitas keamanan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga yang tadinya masyarakat banyak meninggalkan desanya mau kembali ke desanya lagi. Dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap Monusco khususnya Indo RDB, ada warga yang menginformasikan bahwa ada milisi yang akan menyerahkan senjata di desa Lukungwe.

“Dalam perjalanannya melaksanakan patroli, personel Satgas terus mengumpulkan data dan mencari informasi serta menggalang komunikasi dengan warga, kepala desa dan pemangku adat setempat hingga diperoleh data yang valid dan bisa dipercaya untuk ditindaklanjuti”, tegas Wadan Satgas. Sesampainya di desa tersebut, personel Indo RDB yang bertugas bertemu dengan salah satu milisi atas nama Ibrahim Huseini (37 tahun) yang ingin menjadi masyarakat biasa karena menurut  pengakuannya mengungkapkan bahwa mereka sudah Lelah dengan  hidup berpetualang dan sembunyi-sembunyi untuk memenuhi kebutuhan mereka selama ini, Terkadang rasa was-was yang selalu menghantui mereka dikala menjalankan aksinya seperti merampok dan lain sebagainya tidak membuat bahagia. Dari situlah mereka sadar bahwa senjata dan kekerasan tidak dapat memberikan rasa aman apalagi hidup tentram.

Selanjutnya senjata yang telah diserahkan kepada  Satgas Indo RDB diserahkan kembali kepada staf Monusco dalam hal ini Disarmament Demobilization Reintegration (DDR) untuk dilaksanakan proses lebih lanjut sesuai ketentuan UN.