(Penkostrad. Kamis, 16  April 2020).  Berbagai upaya dalam memerangi Covid-19 terus digencarkan oleh seluruh instansi pemerintahan. Mulai dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga himbauan wajib memakai masker bagi setiap orang saat beraktivitas di luar rumah. Aturan ini sudah diberlakukan mulai 05 April 2020 lalu, namun karena keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) di pasaran maka banyak pihak yang berinisiatif memproduksi masker untuk kebutuhan sendiri maupun lingkungannya.

Tak terkecuali Yonarmed 12 Kostrad, setelah beberapa waktu lalu memproduksi masker Royal 12 dengan memanfaatkan keterampilan salah satu anggota Persitnya, kekinian satuan di bawah kendali Letkol Arm Ronald F Siwabessy ini menggandeng salah satu Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) yang ada di kota Ngawi untuk kembali memproduksi masker Royal 12. Ngawi, Rabu (15/4/2020).

Danyonarmed 12 Kostrad, Letkol Arm Ronald F Siwabessy mencetuskan gagasan ini, disamping untuk mencukupi kebutuhan masker bagi seluruh anggota dan keluarganya, juga sebagai upaya untuk memberdayakan para penyandang disabilitas agar dapat turut berperan di tengah pandemik global ini. Mengingat dengan diberlakukannya PSBB saat ini, tentu berdampak pada aktifitas masyarakat dalam pemenuhan ekonomi.

Letkol Arm Ronald mengatakan, meski fisik dan sosial dalam beraktivitas dibatasi, namun disaat seperti inilah toleransi antar sesama justru lebih ditingkatkan. Dengan menggandeng kaum disabilitas Ronald berharap dapat tetap merangsang kreativitas dan mendulang semangat di masa masa sulit seperti ini.

“Saling melengkapi dan saling membantu adalah salah satu cara agar usaha dalam memerangi Covid-19 dapat berhasil dengan sukses,” ungkap orang nomor satu di tubuh Armed 12 ini.

Sementara itu Adiyono, Ketua PPDI Ngawi mengatakan sangat berterima kasih kepada Yonarmed 12 Kostrad yang sudah mempercayai yayasan yang diketuainya untuk menjahit masker Royal 12. “Terima kasih banyak kami sampaikan kepada Yonarmed 12  Kostrad yang sudah mengajak kami bekerja sama, selain itu kami juga bangga karena dengan ini kami ikut memerangi mewabahnya virus Corona,” ujar pria 54 tahun itu.

“Kita harapkan, upaya dan inisiatif ini juga dapat ditiru dan dikembangkan oleh masyarakat lain. Pembatasan ruang gerak saat ini, bukan berarti membatasi juga rasa empati kita kepada sesama,” pungkas Abituren Akademi Militer tahun 2002 itu.