(Penkostrad. Jumat, 7 September 2018). Dansatgas Yonif Raider 323/BP Kostrad bersama masyarakat Asiki Distrik Jair Kabupaten Bovendigoel melaksanakan kegiatan panen perdana perkebunan lada di Km. 10 Jalan Poros Asiki – Tanah Merah (Senin/3/9/2018).

Sejak 2 tahun lalu pemuda Bovendigoel bernama Yusri memiliki gagasan untuk membuat perkebunan lada di Tanah Papua. Ide itu pun ia realisasikan dengan membuka lahan seluas 10 hektar untuk dijadikan perkebunan lada.

Pada awalnya ketika pembukaan lahan Yusri menggandeng kerjasama dengan Satgas Yonif Para Raider 330 Kostrad pada tahun 2016 silam. Sempat mangkrak selama setahun, tahun 2018 ini ia kembali meminta dukungan dari Satgas Yonif Raider 323/BP Kostrad untuk kembali menggalakkan perkebunan lada yang ia idamkan.

Gayung pun bersambut, Dansatgas Yonif Raider 323 Kostrad Letkol Inf Agust Jovan Latuconsina, M. Si. (Han) yang menerima laporan tersebut, langsung merespon dengan menerjunkan anggotanya untuk membantu menggiatkan aktivitas kebun lada tersebut. “Saya sangat merespon baik ide Yusri, sangat disayangkan apabila ada pemuda yang berpikiran cemerlang jika tidak dimanfaatkan dengan baik”, ujar Dansatgas. Ia juga menambahkan, “yang membuat saya semakin tertarik untuk membantu karena ini adalah sebuah inovasi yang luar biasa, dan kelak akan sangat dapat membantu menggerakan roda perekonomian masyarakat Papua”.

Dengan alasan tersebut lah, sejak bulan Februari lalu, sebagian anggota Pos Kotis Satgas 323 Kostrad melakukan kegiatan berkebun bersama masyarakat di kebun percontohan ini. Kegiatan dilakukan mulai dari perawatan pohon lama, penyemaian bibit, pemupukan, serta pembersihan gulma yang ada disekitar perkebunan. Setiap harinya selain anggota Satgas, beberapa perwakilan warga asli Papua juga dilibatkan, dengan harapan mereka dapat mempelajari metode-metode berkebun lada.

Yusri mengatakan, “Tujuan saya berinisiatif membuka perkebunan masyarakat ini tidak lain untuk membantu warga Papua sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya di kemudian hari”. Ia juga menjelaskan, “saat ini baru 1 hektar lahan yang sudah ditanami, kedepannya mudah-mudahan dapat diperluas”. “Setelah panen perdana ini, secara bertahap saya juga akan menyelenggarakan pelatihan kepada kelompok-kelompok tani yang ada di wilayah Bovendigoel untuk berbagi ilmu, lada adalah komoditas ekspor yang punya daya jual tinggi”, terang pemuda Suku Bugis 28 tahun ini.

Lodevikus Benggian (53 tahun) warga asli Mandobo yang ikut dalam kegiatan panen perdana mengatakan, “Baru kali ini ada perkebunan lada di wilayah kami, jika diberi kesempatan belajar dan modal yang cukup kami warga Mandobo siap untuk membuat perkebunan serupa”. Ia juga meminta agar saudara Yusri untuk tidak segan-segan membagikan ilmunya kepada masyarakat. Hal itu juga langsung dijawab oleh Yusri pada dialog disela-sela kegiatan, “Saya akan buka pelatihan, setelah dilatih saya akan berikan bantuan bibit kepada kelompok tani untuk ditanam di kebunnya masing-masing”.