(Penkostrad. Sabtu, 6 Oktober 2018). Presilia Andini (4 th), Anak Petobo yang terpisah dari Keluarganya, sepekan sudah berada di Rumkitlap Yonkes 1/1 Kostrad akhirnya bertemu dengan Keluarganya.

Acara penyerahan dilakukan oleh Wadanyonkes 1 Kostrad disaksikan oleh Bpk. Febraldi dari Kemensos RI di Rumkitlap Yonkes 1 Kostrad. Palu, Sabtu (6/10).

Bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) menyisakan cerita duka nan memilukan. Tak sedikit di antara korban harus menerima kenyataan miris berpisah dengan keluarga untuk selama-lamanya.

Salah satunya Presilia Andini yang sudah sepekan tinggal di Rumkitlap Yonkes 1 Kostrad karena terpisah dengan keluarganya, ia yang ditemukan dan berhasil dikeluarkan dari bawah puing-puing bangunan yang menimbunnya oleh relawan yang di bantu prajurit Kostrad.

Presilia ditemukan dengan posisi saling berpelukan dengan ibunya yang sudah tak bernyawa. Keduanya tertimbun reruntuhan kediaman mereka di Perumnas Balaroa.

“Sedih juga melihat anak ini. Menangis terus memanggil ibunya yang sudah tidak ada. Dia ditemukan tiga hari setelah gempa. Saat relawan menemukannya di reruntuhan bangunan rumah, anak ini berpelukan dengan ibunya yang telah meninggal dunia,” kata Serka Dedy Handoko dari Yonkes 1 Kostrad.

Selama dirawat di Rumkitlap Yonkes 1 Kostrad, anak usia empat tahun itu diberikan dukungan moril serta hiburan. Cara ini diharapkan bisa memperbaiki dan menormalkan suasana hatinya, dan tidak lagi trauma.

Rencananya, Ayu yang kini telah yatim piatu akan dibawa ke Kota Makassar. Ia ikut pamannya yang telah bersedia mengasuh dan merawatnya. Bocah perempuan satu-satunya ini juga sudah tak lagi memiliki ayah. Ayahnya berpulang sebelum gempa dan tsunami melanda.

“Agar kembali normal pascagempa bumi yang dialami, tim bersama relawan memulihkan suasana hati dan trauma dengan menghiburnya. Ada psikolog yang diturunkan untuk itu. Sedih juga melihat ketika menangis dan memanggil ibunya. Sepertinya, ketika terjadi gempa, ibunya berusaha melindungi anaknya agar tidak terkena reruntuhan bangunan dengan cara memeluknya,” terang Dedy.

Dedy sendiri merupakan prajurit dari Yonkes 1 Kostrad. Selain di Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu, bapak dua orang anak itu juga pernah bertugas di Lombok usai gempa bumi melanda. Hanya lima hari bisa menikmati bersama keluarga dan anak-anaknya, pria kelahiran Medan, 26 Mei 1986 kembali melakoni misi kemanusiaannya di Sulteng. Membantu korban-korban gempa dan tsunami.

“Inilah tugas yang harus dilaksanakan. di Rumkitlap Yonkes 1 Kostrad, kami menyediakan lima dokter yang siap melayani dan membantu korban gempa dan tsunami. Rumkitlap Yonkes 1 Kostrad yang kami dirikan dilengkapi UGD dan obat-obatan, kami juga melakukan operasi bagi korban,” ujarnya.

Saat proses penyerahan berlangsung, nampak sesuatu yang begitu mengharukan. Presilia terlihat senang dan bercampur rasa sedih setelah bertemu dengan keluarganya.

Keluarga Presilia sangat senang dan berterima kasih kepada para prajurit Kostrad yang sudah merawat selama satu minggu berpisah dengan keluarganya.