(Penkostrad. Senin, 1 Juli 2018).  Demam Sepakbola Piala Dunia bukan hanya merambah kota kota besar saja, tpi di wilayah Perbatasan Papua pun juga mengalami hal yang sama. Namun disayangkan, banyak dari warga Papua yang memeriahkan pesta Sepak Bola 4 tahunan tersebut dengan melakukan hal hal negatif seperti melakukan arak arakan keliling kampung dengan menggunakan sepeda motor yang dapat menimbulkan kebisingan disaat warga lain sedang melakukan istirahat malam. Bahkan tak jarang dari mereka yang sampai mabuk mabukan dan menimbulkan keributan serta perkelahian.

Melihat kejadian tersebut, Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad berinisiatif untuk menyalurkan cara mereka memeriahkan demam Piala Dunia kearah yang lebih baik dan positif. Seperti yang dilakukan personel Satgas Pos Pitewi yang berinisiatif menyalurkan cara warga Perbatasan memeriahkan demam Piala Dunia dengan menggelar acara Nonton Bareng sepak bola Piala Dunia (Nobar) di Pos Pitewi, Kampung Pitewi, Distrik Arso Timur, Kab. Keerom (30/6)

Dalam acara Nobar tersebut pihak Satgas menggunakan Proyektor dan layar besar berukuran 200 cm x 200 cm, ditambah lagi dengan hidangan hidangan tradisional yang disiapkan oleh Pos Pitewi membuat suasana semakin hangat. Selain itu Euforia warga saat terciptanya gol makin menambah meriahnya acara nobar tersebut.

Antusias warga sangat luar biasa, juga tak sedikit dari mereka yang mengundang dan mengajak keluarganya yang berada di Kampung lain untuk ikut dalam acara Nobar tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Adat (Ondoapi) Kampung Pitewi, Niko Kera mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan acara Nobar yang diadakan oleh Pos Pitewi. Ondoapi juga menambahkan bahwa ia juga mengajak seluruh keluarganya yang berada di Kampung sebelah untuk ikut hadir mengikuti acara Nobar yang digelar oleh Pos Pitewi.

Dansatgas Yonif Para Raider 501 Kostrad memerintahkan jajarannya untuk menggelar acara serupa di Pos masing masing. Tujuannya adalah selain untuk menjalin komunikasi yang baik antara Satgas dengan warga Perbatasan, juga sebagai sarana untuk menyalurkan kebiasaan negatif warga Papua yang sering memeriahkan Piala Dunia dengan cara yang kurang tepat. Diharapkan masyarakat bisa merubah cara mereka memeriahkan demam Piala Dunia dengan cara cara positif yang lebih baik lagi.