(Penkostrad. Jumat, 25 Oktober 2019).  Komandan Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-M/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya memberi pembekalan kepada 850 prajurit TNI yang sedang melaksanakan latihan Pre Deployment Training (PDT) dimana selanjutnya akan bertugas sebagai penjaga perdamaian di Lebanon. Pembekalan dilaksanakan di Aula Serbaguna Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) Sentul, Bogor Jawa Barat. Rabu (23/10).

Mengawali kegiatan pembekalannya kepada seluruh calon peacekeepers yang dilaksanakan dan dijelaskan secara aplikatif, Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya menyampaikan tentang situasi dan kondisi nyata yang sedang terjadi di Lebanon mulai dari  kondisi alam, kondisi demografi, pemerintahan dan perekonomian yang sedang hangat terjadi saat ini.

Disampaikan pula kepada seluruh peacekeepers gambaran tentang organisasi UNIFIL yang terbagi dalam 2 bagian yaitu sektor barat dan sektor timur dimana Satgas Indobatt merupakan bagian dari Komando Sektor Timur.

Untuk memberikan gambaran secara nyata tentang situasi dan kondisi di Lebanon, Letkol Inf Arfa juga menampilakan video singkat tentang gambaran situasi wilayah dari masing-masing Kompi Satgas yang merupakan tanggungjawab daerah operasi dari pasukan Garuda, khususnya daerah Blue Line dimana merupakan sebagian wilayah yang paling memungkinkan terjadinya konflik antara Israel dan Lebanon, sehingga dapat memberikan gambaran secara nyata tentang tugas pokok yang akan dihadapi nanti oleh seluruh peacekeepers.

Selanjutnya disampaikan juga secara rinci tentang mekanisme kerja yang harus dilakukan oleh seluruh Perwira Staf dan unsur pimpinan yang berada di Kompi, dimana secara keseluruhan harus melaksanakan koordinasi melekat dan terintegrasi sehingga tugas pokok dapat terlaksana dengan baik.

Sebelum mengakhiri pembekalannya, Dansatgas Yonmek TNI Konga XXIII-M/UNIFIL Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya berpesan agar selalu waspada dalam setiap pergerakan, pedomani dan patuhi standar aturan yang sudah ditetapkan UN (United Nations) serta hindari pelanggaran sekecil apapun.

“Tugas kita sebagai penjaga perdamaian merupakan suatu kehormatan, untuk itu selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik demi mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di mata dunia internasional,” tegasnya.