(Penkostrad. Rabu, 16 Oktober 2019).  Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dari Satgas Pamtas Yonif Raider 303 Kostrad yang melaksanakan tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia (RI) – Malaysia (MLY) bersama warga membangun bendungan pembangkit listrik tenaga Mikrohidro dengan memanfaatkan air terjun anak sungai bahau untuk membantu ketersediaan listrik bagi warga di Desa Apauping, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Selasa (15/10/2019).

Dibawah pimpinan Sersan Satu Johanes Simaremare bersama 7 orang anggota Satgas Pamtas Yonif Raider 303 Kostrad Pos Apauping melaksanakan karya bakti membuat bendungan PTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) bersama-sama masyarakat Desa Apauping.

Pembuatan bendungan PLTMH ini sudah berjalan selama kurang lebih 2 minggu sejak bulan September lalu dan diharapkan diakhir  bulan Nopember pekerjaan ini selesai, bendungan ini nantinya dapat menggerakan mesin turbin yang kedua, karena sebelumnya mesin turbin yang pertama tidak mampu menghasilkan tenaga listrik untuk mengaliri ke rumah-rumah penduduk.

Komandan SSK I, Lettu Inf Suhendra menyampaikan, dengan adanya bendungan tambahan dan mesin turbin yang kedua ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga listrik yang maksimal walaupun debit air kecil di musim kemarau sehingga dapat mengaliri listrik ke rumah rumah penduduk sebanyak 62 kepala keluarga selama 1×24 Jam,” ungkapnya.

“Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), merupakan suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya. Kami melihat masyarakat di Desa Apauping ini masih banyak kekurangan salah satunya listrik,” kata anggota Satgas Yonif Raider 303  Kostrad  Pos Apauping Sertu Johanes Simaremare.

Sertu Johanes Simaremare juga menyampaikan beberapa keuntungan yang didapat dari PLTMH ini diantaranya adalah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam dan memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan serta tidak menimbulkan pencemaran.