(Penkostrad. Senin, 1 Juli 2018).  Sebanyak 7 (tujuh) orang teroris yang berkendaraan mini bus melakukan serangan secara tiba-tiba ke Pertamina RU VI Balongan. Para pelaku berhasil lolos dari pos pemeriksaan di Pos I dan melumpuhkan petugas penjaga gerbang masuk. Mereka kemudian langsung menuju Gedung Utama, menerobos area perkantoran, dan menyandera GM RU VI dan beberapa pekerja. Jumat (29/6/2018).

Mendapati keadaan tersebut, Section Head Security Pertamina RU VI beserta jajarannya melakukan koordinasi secara internal, untuk kemudian meminta bantuan Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna (Yonif Raider 321/Galuh Taruna) untuk melumpuhkan teroris. Tidak butuh waktu lama bagi Yonif Raider 321/Galuh Taruna untuk melakukan upaya penenggulangan, dengan melumpuhkan para teroris dan membebaskan para sandera.

Skenario tersebut merupakan simulasi yang dilaksanakan RU VI Balongan, khususnya bagian Security, bekerjasama dengan Tim Yonif Raider 321/Galuh Taruna. Tujuan simulasi ini adalah agar penanganan dan pengendalian keadaan darurat dapat dilakukan secara cepat dan tepat, terkoordinir dengan baik, dan kegiatan operasional dalam kilang dapat berjalan dengan normal. Pertamina berkomitmen dalam upaya penanganan ancaman gangguan hambatan dan tantangan, khususnya dalan hal keamanan, termasuk kerja sama dengam unsur TNI. Yonif Raider 321/Galuh Taruna sendiri adalah Batalyon Infanteri berkualifikasi Raider, yang berada di bawah kendali komando Brigade Infanteri Raider 13/Galuh Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Sebagai Objek Vital Nasional, Pertamina RU VI Balongan berperan dalam menjaga pasokan BBM dan LPG untuk wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Adanya ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan di RU VI, apalagi yang mengakibatkan kilang berhenti operasi, dapat berdampak negatif pada kondisi ekonomi, politik, sosial, bahkan kedaulatan bangsa Indonesia.