(Penkostrad. Rabu, 9 Mei 2018). Sebanyak 46 prajurit TNI yang tergabung dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2018, mendekati tengah malam pada pukul 23.00 WIT melaksanakan penerjunan pada malam hari dipimpin Kapten Pas Trubus dan berhasil mendarat dengan sempurna di wilayah musuh di  Timika. Dimana para penerjun ini merupakan gabungan TNI tiga matra yang terdiri dari Paskhas, Marinir dan Kostrad.

Pada waktu bersamaan sebanyak 32 prajurit TNI yang tergabung dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2018, mendekati tengah malam melaksanakan penerjunan Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL), dibawah pimpinan Kapten Pas Irvan selaku Komandan Tim (Dantim) secara bergantian melompat keluar dari badan pesawat TNI AU di atas perairan Tanjung Tuwau dan Teluk Lemiang, dan berhasil mendarat dengan sempurna di wilayah musuh di  Selaru, Selasa malam (8/5/2018).

Sehari sebelumnya, sebanyak 1.620 personel penyelenggara dan pendukung latihan PPRC TNI Tahun 2018 telah diberangkatkan menuju ke daerah latihan di Morotai-Maluku Utara, Timika-Papua Barat  dan Pulau Selaru-Maluku Tenggara Barat dengan menggunakan  3 (tiga) pesawat Hercules, melalui Lanud Juanda Surabaya dan Lanud Halim Perdanakusuma.

Latihan PPRC TNI tahun 2018 ini TNI telah membuat skenario latihan untuk menghadapi 3 trouble spot sasaran di daerah yang berbeda, yakni  di Timika, Morotai dan Selaru.

Tim Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI melaksanakan infiltrasi ke daerah musuh secara senyap dan rahasia melalui udara dengan melakukan terjun payung  pada malam hari.

Penerjunan malam hari sangat beresiko tinggi, apalagi kondisi cuaca pada saat penerjunan tersebut tidak menentu dan kondisi pada saat itu adalah hujan. Para penerjun yang melaksanakan penerjunan malam ini hanya mengandalkan sandi cahaya pada titik penerjunan yang telah ditentukan.

Para penerjun ini tidak mengenal lokasi penerjunan, tetapi mereka dapat dan berhasil dengan selamat dalam pendaratan dan mereka melanjutkan dengan kegiatan pengamanan dan pengintaian pada lokasi PPRC yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu pagi.

Dansatgaspen PPRC TNI 2018 Kolonel Arm Edwin Habel, S.A.P. mengatakan bahwa kegiatan terjun malam tersebut  adalah bagian dari latihan PPRC TNI tahun 2018 untuk  menguji kesiagaan operasional satuan PPRC TNI melaksanakan operasi gabungan dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi

Menurut Kolonel Arm Edwin Habel, pelaksanaan penerjunan menggunakan teknik HALO/HAHO (High Altitude Low Opening/High Altitude High Opening). “Teknik ini efektif digunakan, sehingga menjamin tim mendarat dengan selamat di wilayah musuh,” ucapnya.

“Penerjunan tim KDOL tersebut  merupakan kegiatan pendahuluan dari operasi yang lebih besar dalam rangka penyerbuan ke daerah yang dikuasai musuh,” ujar Dansatgaspen PPRC TNI.

Pasukan KDOL terdiri dari Tim Pandu Udara Pasukan Linud dan Tim Pengendali Tempur Paskhas dengan kekuatan 117 personel, penyebarannya Timika 46 orang dipimpin Kapten Pas Trubus, wilayah Morotai 39 orang dipimpin Kapten Pas Basir dan wilayah Selaru 32 orang dipimpin Kapten Pas Irvan.